• SD MUHAMMADIYAH JOGOKARIYAN
  • "Mujonta Berkarakter, Sekolahnya Para Penghafal Al Qur'an"

Strawberry yang Tangguh

(YOGYAKARTA, 10/02/2024) Selayaknya oleh-oleh dari tanah parahyangan yang manis dan menarik ini, begitu pulalah Bunda Cinta mengilustrasikan tampilan kasat mata generasi Z. Strawberry yang segar harus segera masuk ke dalam kulkas jika tidak ingin membusuk. Pun, rasanya yang tidak sepenuhnya manis ini mungkin membiaskan penilaian kita terhadap buah yang cantik ini.

Mungkin ayah dan bunda memiliki pemikiran bahwa jika ayah dan bunda merasa cukup tangguh menjadi orang dewasa ialah berkat pola asuh kakek nenek bagi anak-anak ayah dan bunda yang begitu keras. Keterpakasaan dan kesedihan yang mungkin dialami ketika bersitegang dengan perintah dan keadaan mungkin pula masih dirasa menjadi energi utama tumbuhnya ketangguhan dalam diri Anda. Namun, bukankah catatan kaki bagi situasi itu ialah : apakah alam bawah sadar pola asuh kita menjelma menjadi rasa kasihan yang kemudian menyirami para generasi strawberry ini? 

Sudah cukup banyak gambaran tentang tingkah generasi ini. Mereka sulit lepas dari gadget, terbiasa memanfaatkan layanan food delivery, dan paling anti terhadap komparasi antara mereka dengan anak lain -terutama jika mereka relatif lebih buruk. Gawai mampu mewakili betapa mereka cepat jatuh cinta pada tampilan yang menarik, serta interaksi dengan berbagai macam kawan online. Tentu, diantarakan makanan kesukaan dengan hanya tinggal menunggu adalah gambaran hal-hal instan yang diminati mereka.

Dibalik tampilan akan sesuatu yang menarik, dimungkinkan terdapat kelemahan. Dibalik rasanya yang manis, strawberry akan langsung berasa asam hanya dalam beberapa puluh jam setelah dibeli. Dibalik paras dan penampilan mereka yang adalah hasil imitasi dari internet, anak-anak barangkali lupa bahwa akhlak dan qalbu tidak akan sanggup memancar dari sekadar instagram post.

Dibalik food delivery yang instan, terdapat kurir yang rela hujan-hujanan dan chef yang mungkin terpaksa tidak bermalam-mingguan bersama keluarga di rumah. Dibalik sesuatu yang instan, mereka mungkin tidak pernah menyangka bahwa  terdapat sejumlah hal yang rumit dan juga orang-orang yang sibuk untuk mewujudkannya.

Lantas, dari mana pintu masuk bagi penyampaian hal-hal di balik tabir ini? Bunda Cinta menyebutkan poin penting tentang pemberian penguatan positif (seperti support, pujian, dan lainnya) secara jujur. Godaan bagi pola asuh adalah membandingkan pola asuh yang kita alami dengan pola asuh yang kita praktikkan; yang dinyatakan dengan nada marah. Menghindari godaan ini, Bunda Cinta menyarankan agar -baik anak maupun orang tua- untuk diam sejenak dan menghela nafas. Setelahnya, dialog dengan anak-anak barulah dapat dilakukan.

Setidak-tidaknya, prinsip umum sebelum kita berpikir tentang mendidik anak ialah bahwa mereka akan mencontoh orang tuanya. Tidak akan pernah tumbuh secara alami perilaku anak yang sopan, jujur, rajin, dan tekun, jika tanpa teladan terdekat yang tersedia di rumah. Niat menjadi teladan bahkan haruslah telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum sepasang laki-laki dan perempuan menikah. Masih ada waktu; mari kita semua berkomitmen untuk menjadi "petani" terbaik bagi hamparan hidup anak-anak nantinya. (amhxr)

 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Wujud Cinta yang jadi Jembatan Keberhasilan Ananda

Jika kita renungkan, Allah sejatinya memberikan kesempatan yang sama ketika anak-anak lahir untuk menjadi calon penghuni surga. Nabi Nuh yang hidup sedemikian lama, tidak cukup meyakink

18/05/2024 08:04 - Oleh Administrator - Dilihat 318 kali
Parenting Class - Mom and Dad are My Hero

Yogyakarta (7/1/2023) Diprakarsai oleh para wali murid kelas 2, acara seminar parenting mujonta diadakan dengan tajuk "Mom and Dad are My Hero". Seminar ini dihadiri oleh orang tua dan

17/01/2023 11:53 - Oleh Administrator - Dilihat 364 kali